-->

Artikel Terbaru

Pengertian Puisi, Unsur Puisi, Struktur Puisi, Jenis Puisi, dan Ciri-ciri Puisi Terlengkap

BarisPuisi - Salah satu bentuk karya sastra yang membuat dan memilih-milih kata untuk menghasilkan makna yang indah yaitu puisi. Di bawah ini dijelaskan berbagai macam makna yang ada kaitannya dengan puisi.

Pengertian Puisi

Puisi merupakan bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengumpulkan semua kekuatan bahasa dengan pengonsentrasian struktur fisik dan struktur batinnya. Puisi adalah bentuk karangan yang terikat oleh ritma, rima, ataupun jumlah baris serta ditandai oleh bahasa yang padat. Penekanan pada segi estetik pada suatu bahasa serta penggunaan sengaja pengulangan, meter dan rima merupakan hal yang membedakan pada puisi dari prosa. Tetapi, dari perbedaan tersebut masih saja ada yang diperdebatkan.


Pengertian Puisi, Unsur Puisi, Struktur Puisi, Jenis Puisi, dan Ciri-ciri Puisi Terlengkap

Perbedaan puisi dengan karya sastra lain sebenarnya memang cukup terlihat. Menurut pandangan kaum awam biasanya cara dalam membedakan puisi dengan prosa yaitu dari jumlah huruf serta kalimat dalam karya tersebut. Puisi pada umumnya lebih ringkas dan padat, sedangkan prosa lebih mengalir seperti halnya mengutarakan cerita.

Terdapat banyak ahli dibidang sastra yang memberikan pengertian puisi. Beberapa dari para ahli modern mempunyai pendekatan untuk mengartikan puisi tidak sebagai jenis literatur tetapi sebagai sebuah perwujudan dari imajinasi manusia, yang hal ini menjadi sumber dari segala kreativitas. Selain itu pada puisi juga terdapat curahan dari isi hati seseorang yang membawa orang lain ke dalam keadaan hati yang sedang dialaminya. Berikut dirincikan pengertian puisi menurut para ahli.

Pengertian Puisi Menurut Para Ahli

Herbert Spencer
Menurut Herbert Spencer puisi merupakan bentuk pengucapan gagasan yang mempunyai sifat emosional dengan mempertimbangkan efek keindahan.

Herman Waluyo
Puisi ialah karya sastra yang bersifat tertulis yang paling awal ditulis oleh manusia.

Thomas Carlye
Puisi merupakan ungkapan pikiran yang memiliki sifat musikal. 

Sumardi
Menurut Sumardi puisi merupakan salah satu karya sastra dengan bahasa yang diringkas, dipadatkan, serta diberi irama dengan bunyi yang padu dan pemilihan kata-kata yang imajinatif.

James Reevas
Menurut James Reevas puisi adalah suatu ekspresi bahasa yang kaya dan penuh dengan daya pikat.

Pradopo
Menurut Pradopod puisi merupakan rekaman dan interpretasi pengalaman manusia yang sangat penting dan diubah dalam wujud yang berkesan.

Baja Juga : Tips Mudah Membuat Puisi


Jenis Puisi

1. Puisi Lama

Puisi lama merupakan puisi yang terikat oleh aturan-aturan. Aturan seperti jumlah kata dalam 1 baris, jumlah baris dalam 1 bait, persajakan (rima), Banyak suku kata tiap baris dan Irama 

a. Ciri-Ciri Puisi lama
Berikut ciri-ciri puisi lama :
  • Puisi lama biasanya berupa puisi rakyat dan tidak diketahui nama pengarangnya.
  • Puisi lama terikat oleh berbagai macam aturan-aturan seperti jumlah baris pada setiap baitnya, sajak serta jumlah suku kata pada setiap barisnya. 
  • Disampaikan dari mulut ke mulut sehingga disebut juga dengan sastra lisan. 
  • Menggunakan majas atau gaya bahasa tetap dan klise. 
  • Biasanya berisikan atau bertemakan tentang kerajaan, fantastis, serta istanasentris.
b. Jenis puisi lama
  • Pantun : puisi yang bercirikan bersajak a-b-a-b, tiap bait 4 baris, tiap baris terdiri dari 8-12 suku kata, 2 baris awal sebagai sampiran, 2 baris berikutnya sebagai isi. Pembagian pantun menurut isinya terdiri dari pantun anak, muda-mudi, agama/nasihat, teka-teki, jenaka. 
  • Gurindam : puisi yang berdirikan tiap bait 2 baris, bersajak a-a-a-a, berisi nasihat. 
  • Karmina : pantun kilat seperti pantun tetapi pendek.
  • Mantra : ucapan-ucapan yang dianggap memiliki kekuatan gaib 
  • Seloka : pantun berkait. 
  • Syair : puisi yang bersumber dari Arab dengan ciri tiap bait 4 baris, bersajak a-a-a-a, berisi nasihat atau cerita. 
  • Talibun : pantun genap yang tiap bait terdiri dari 6, 8, ataupun 10 baris. 

2. Puisi Baru

Puisi baru adalah puisi yang tidak terikat oleh aturan. bentuknya lebih bebas daripada puisi lama baik dalam segi jumlah baris, suku kata, maupun rima.

a. Ciri-Ciri Puisi Baru

Ciri-ciri puisi baru antara lain:
  • Dapat diketahui nama pengarangnya, berbeda dengan puisi lama yang tidak dapat diketahui nama pengarangnya 
  • Perkembangannya secara lisan serta tertulis. 
  • Tidak terikat oleh berbagai aturan-aturan seperti rima, jumlah baris dan suku kata. 
  • Menggunakan majas yang dinamis atau berubah-ubah. 
  • Biasanya berisikan tentang kehidupan. 
  • Biasanya lebih banyak memakai sajak pantun dan syair. 
  • Memiliki bentuk yang lebih rapi dan simetris. 
  • Pada tiap-tiap barisnya berupa kesatuan sintaksis.
  • Memiliki rima akhir yang teratur. 

b. Jenis Puisi Baru
  • Balada : puisi berisi kisah/cerita. Balada jenis ini terdiri dari 3 (tiga) bait, masing-masing dengan 8 (delapan) larik dengan skema rima a-b-a-b-b-c-c-b. Kemudian skema rima berubah menjadi a-b-a-b-b-c-b-c. Larik terakhir dalam bait pertama digunakan sebagai refren dalam bait-bait berikutnya 
  • Himne : adalah puisi pujaan untuk Tuhan, tanah air, atau pahlawan. 
  • Ode adalah puisi sanjungan untuk orang yang berjasa. Nada dan gayanya sangat resmi (metrumnya ketat), bernada anggun, membahas sesuatu yang mulia, bersifat menyanjung baik terhadap pribadi tertentu atau peristiwa umum. 
  • Epigram : puisi yang berisi tuntunan/ajaran hidup.
  • Oktaf/Stanza : puisi yang tiap baitnya terdiri atas delapan baris (double kutrain atau puisi delapan seuntai).
  • Romansa : puisi yang berisi luapan perasaan cinta kasih .
  • Elegi : puisi yang berisi ratap tangis/kesedihan.
  • Distikon : puisi yang tiap baitnya terdiri atas dua baris (puisi dua seuntai). 
  • Terzina : puisi yang tiap baitnya terdiri atas tiga baris (puisi tiga seuntai).
  • Satire : puisi yang berisi sindiran/kritik 
  • Kuatrain : puisi yang tiap baitnya terdiri atas empat baris (puisi empat seuntai). 
  • Kuint : puisi yang tiap baitnya terdiri atas lima baris (puisi lima seuntai). 
  • Sektet : puisi yang tiap baitnya terdiri atas enam baris (puisi enam seuntai). 
  • Septime : puisi yang tiap baitnya terdiri atas tujuh baris (tujuh seuntai). 
  • Soneta : puisi yang terdiri atas empat belas baris yang terbagi menjadi dua, dua bait pertama masing-masing empat baris dan dua bait kedua masing-masing tiga baris.

Struktur Puisi

1. Struktur fisik puisi

  • Diksi yaitu pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam puisinya 
  • Gaya bahasa yaitu penggunaan bahasa yang dapat menghidupkan/meningkatkan efek dan menimbulkan konotasi tertentu.
  • Imaji yaitu kata atau susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan pengalaman indrawi, seperti penglihatan, pendengaran, dan perasaan. 
  • Kata konkret yaitu kata yang dapat ditangkap dengan indera yang memungkinkan munculnya imaji.
  • Bahasa figuratif yaitu bahasa berkias yang dapat menghidupkan/meningkatkan efek dan menimbulkan konotasi tertentu (Soedjito, 1986:128). Bahasa figuratif menyebabkan puisi menjadi prismatis, artinya memancarkan banyak makna atau kaya akan makna (Waluyo, 1987:83). Bahasa figuratif disebut juga majas. Adapaun macam-amcam majas antara lain metafora, simile, personifikasi, litotes, ironi, sinekdoke, eufemisme, repetisi, anafora, pleonasme, antitesis, alusio, klimaks, antiklimaks, satire, pars pro toto, totem pro parte, hingga paradoks.
  • Tipografi yaitu bentuk puisi seperti halaman yang tidak dipenuhi kata-kata, tepi kanan-kiri, pengaturan barisnya, hingga baris puisi yang tidak selalu dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik. Hal-hal tersebut sangat menentukan pemaknaan terhadap puisi.
  • Rima/Irama adalah persamaan bunyi pada puisi, baik di awal, tengah, dan akhir baris puisi.
  • Versifikasi yaitu menyangkut rima, ritme, dan metrum. Rima adalah persamaan bunyi pada puisi, baik di awal, tengah, dan akhir baris puisi. Rima mencakup:
  • a. Onomatope (tiruan terhadap bunyi, misal /ng/ yang memberikan efek magis pada puisi Sutadji C.B.)
    b. Bentuk intern pola bunyi (aliterasi, asonansi, persamaan akhir, persamaan awal, sajak berselang, sajak berparuh, sajak penuh, repetisi bunyi [kata], dan sebagainya [Waluyo, 187:92])
    c. Pengulangan kata/ungkapan. Ritma adalah tinggi rendah, panjang pendek, keras lemahnya bunyi. Ritma sangat menonjol dalam pembacaan puisi.

2.  Sruktur Batin Puisi

Struktur batin puisi, atau sering pula disebut sebagai hakikat puisi, meliputi hal-hal sebagai berikut.
  • Tema/makna (sense); media puisi adalah bahasa. Tataran bahasa adalah hubungan tanda dengan makna, maka puisi harus bermakna, baik makna tiap kata, baris, bait, maupun makna keseluruhan. 
  • Rasa (feeling), yaitu sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang terdapat dalam puisinya. 
  • Nada (tone), yaitu sikap penyair terhadap pembacanya. Nada juga berhubungan dengan tema dan rasa. Penyair dapat menyampaikan tema dengan nada menggurui, mendikte, bekerja sama dengan pembaca untuk memecahkan masalah, menyerahkan masalah begitu saja kepada pembaca, dengan nada sombong, menganggap bodoh dan rendah pembaca.
  • Amanat/tujuan/maksud (itention); yaitu pesan yang ingin disampaikan penyair kepada pembaca.
Jadi sudah memahami pengertian puisi, unsur puisi, struktur puisi, jenis puisi, dan ciri puisi kan? Mudah-mudahan bermanfaat untuk menambah pengetahuan Anda.

Baca Juga:

Mau puisi atau karya sastra kamu di tampilkan di situs ini? Silakan kirim karya kamu dengan klik >> KIRIM KARYAMU. Tulisan tentang Pengertian Puisi, Unsur Puisi, Struktur Puisi, Jenis Puisi, dan Ciri-ciri Puisi Terlengkap ini, mudah-mudahan bisa memberi inspirasi bagi kamu semua.
loading...

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

close